The Hygienic Design Considerations For Choosing Workwear In The Food and Beverage Industry



By
HygieneSS
06 March 21
No comments

Pertimbangan Desain Higienis Dalam Memilih Seragam Kerja Untuk Industri Makanan dan Minuman

 

 

Dalam menyiapkan pakaian kerja untuk industri makanan dan minuman selain mempertimbangkan persyaratan utama seperti yang sudah di bahas sebelumnya juga mempertimbangkan  aspek lain yang tidak kalah  penting untuk menjaga  dan menyediakan pakaian kerja yang sesuai jenis, tingkat resiko, disian hygienic, aman. Industri makanan dan minuman di Indonesia di kategorikan dalam beberapa kelompok berdasarkan besar kecilnya binsis seperti : Industri besar, Industri menengah, Industri kecil, Industri mikro  yang tentu saja kapasitas permodalan, pengetahuan tentang standar pakaian kerja berbeda beda dan lebih banyak tidak paham. Industri besar dan menengah pun masih banyak di jumpai   banyak yang belum memenuhi standar pakaian kerja  untuk industri makanan dan minuman yang seringkali hanya mendasarkan pada harga yang paling murah. Perusahaan yang sudah menerapakan dan sertifikasi management system standar internasional  seperti HACCP, GMP, ISO 22000, FSSC 22000, BRC, IFS jauh lebih concern standar pakaian kerja. Adapun aspek lain yang di pertimbangkan diantaranya:

  1. Disain pakaian kerja higenis

Aspek sangat penting dan sejak awal ketika akan memilih pakaian kerja untuk industri makanan dan minuman setelah mempertimbangkan aspek utama yakni disain pakaian kerja yang harus higienis dengan berbagai aspek yang di pertimbangkan di antaranya:

  • Jenis bahan yang akan di gunakan
  • Warna dan kombinasinya
  • Model dan pola menjahitan pakaian kerja
  • Model pakaian kerja
  • Perlengkapan utama dan tambahan
  • Lifetime pakaian kerja
  • Kemudahan perawatan

Semua aspek tersebut di pertimbangkan sehingga bisa di disain pakaian kerja yang higienis, termasuk memperhatikan aspek -aspek utama yang sudah di bahas sebelumnya.

  1. Perlunya penandaan zona visual atau pemantauan perilaku pemakainya (kapan mereka mengganti pakaian bersih)

Di area produksi tertentu, di mana kontaminasi merupakan risiko maksimum, sangat penting bahwa seragam membantu mengontrol arus karyawan dari satu area atau bagian ke bagian lain secara visual. Di sini, penandaan zona pada seragam dapat membantu, tetapi penting dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan keamanan pangan. Cara lain untuk melakukannya adalah dengan memantau secara digital perilaku pemakainya, saat harus mengganti pakaian mereka, dengan menggunakan chip atau sistem barcode dalam pakaian (untuk memudahkan sistem pelacakan pakaian kerja). Dengan penandaan visual missal menggunakan warna baikwarna seragam ataupun penandaan warna lain, serta kemampuan telusur pakaian kerja maka akan sangat membantu untuk mengendalikan higienitas dari pakaian kerja.

  1. Penggunaan logo dan branding perusahaan pada hcg for pct pakaian kerja

Secara umum, pakaian kerja dalam produksi makanan dan minuman harus sebersih mungkin dari segi desain, tetapi di perusahaan makanan dengan merk yang sangat kuat, terkadang diperlukan logo pada pakaian kerja di fasilitas produksi. Dimungkinkan untuk menambahkan logo atau bentuk pengenalan visual lainnya ke pakaian kerja tanpa mengorbankan mutu dan keamanan produk, tetapi ada beberapa pertimbangan yang perlu dipertimbangkan. Misalnya, untuk memenuhi standar keamanan pangan, seringkali logo harus dipasang secara permanen, sehingga dapat bertahan selama siklus hidup pakaian. Untuk memastikan hal ini, logo harus dijahit atau langsung dibordir dan tidak dipindahkan, karena ini dapat terkelupas dan berpotensi menyebabkan risiko kontaminasi saat bekerja di area proses produksi.

Selain itu, beberapa perusahaan ingin menambahkan lebih dari sekadar logo ke pakaian kerja mereka dengan memasukkan identitas merk perusahaan melalui warna atau desain merek khusus. Namun, ini menuntut pakaian kerja yang dirancang khusus dengan bahan kain yang masih memenuhi persyaratan keamanan pangan, jadi mungkin perlu untuk mendapatkan pakaian kerja yang dipesan lebih dahulu atau yang dibuat sesuai pesanan.

  1. Menjaga kebersihan pakaian

Pertimbangan utama lainnya dalam hal pakaian kerja di industri makanan dan minuman  adalah bagaimana menjaga dan  mengamankan kebersihan pakaian kerja. Semakin tinggi pengaturan standar pakaian kerja di produksi dan semakin tinggi tingkat resiko, maka akan  semakin penting jadinya. Tampak bersih dan bersih adalah dua hal yang berbeda, dan bahkan pembagian pakaian bersih dapat menyebabkan kontaminasi jika tidak dilakukan dengan benar. Dan di beberapa area risiko maksimum, staf mungkin perlu mengganti seragam mereka beberapa kali sehari, misalnya setelah mengunjungi toilet, mengunjungi kantin atau istirahat merokok. Dengan memasukkan chip atau barcode ke dalam garmen / pakaian kerja, dimungkinkan untuk mendapatkan gambaran umum lengkap tentang penggunaan pakaian kerja dan, dengan cara ini, dapat dipantau apakah garmen telah dicuci atau belum. Bagian dari memilih pakaian kerja yang tepat juga memilih pengaturan untuk menanganinya. Apakah karyawan diminta untuk mencuci seragam mereka sendiri, apakah  memiliki ruang cuci di tempat atau akankah  melakukan outsourcing untuk pembersihan dan penanganan pakaian. Dari ketiga pilihan tersebut, pencucian pakaian kerja oleh karyawan sendiri merupakan pilihan yang paling lemah pengendalian higiene nya.

  1. Metode penyediaan dan pengelolaan pakaian kerja

Industri makanan dan minuman dalam penyediaan pakaian kerja  dan juga pengelolaanya untuk memenuhi standar hygienic dapat melalui berbagai mekanisme  baik : pembelian, pemesanan, penyewaan ( rental), outsourching laundry dengan memilih vendor ataupun perusahaan dengan kriteria seperti memiliki kompetensi dan pemahaman standar pakaian kerja hygienic dengan berbagai tingkat resiko yang di miliki di industri makanan dan minuman, memiliki fasilitas laundry yang memenuhi persyaratan GMP ( Good Manufaturing Practices), system traceability yang handal.  Dengan mekanisme ini maka akan membantu perusahaan makanan dan minuman mendapatkan pakaian kerja yang memenuhi persyaratan  serta efisien dalam pengelolaan  sehingga perusahaan dapat focus pada bisnis utamanya.

  1. Musim puncak dan pergantian staf yang tinggi

Di beberapa perusahaan makanan dan minuman, tingkat keluar masuk karyawan tinggi dan terkadang produksi dipengaruhi oleh musim puncak, yang berarti jumlah karyawan yang berfluktuasi, yang perlu berpakaian dalam ukuran yang tepat. Ini juga harus dipertimbangkan saat memilih pengaturan pakaian kerja. Aturan praktisnya adalah semakin tinggi omset dan kebutuhan akan ketersediaan pakaian kerja /workwear di peak season, maka koleksi pakaian kerja seharusnya tidak terlalu rumit, yaitu kurangi variasi garmen dengan menggunakan seragam misalnya, yang dapat digunakan untuk berbagai ukuran dan posisi.

  1. Standar hygiene di masa depan

Pada saat memilih pakaian untuk industri makanan dan minuman, penting untuk tidak hanya melihat ambisi hygienic saat ini, tetapi juga mempertimbangkan ambisi hygienic masa depan untuk industri makanan minuman. Cara mengatur pengelolaan dan mengatur pemenuhan persyaratan pakaian kerja harus membuat  yakin bahwa perusahaan akan lulus audit, tidak hanya sekarang tetapi juga di masa depan. Berusaha keras untuk menjadi yang terdepan daripada tertinggal dan harus memperbarui pemenuhan persyaratan pakaian kerja saat pelanggan baru muncul. Strategi jangka panjang untuk pakaian kerja akan membantu perusahaan merampingkan kontrol kebersihan dan mengamankan reputasi merk/ brand.

 

Post a Comment